Baru sebulan, anggotanya hampir 300 orang. Awalnya, Rolly Trisno, yang dibantu beberapa orang temannya, hanya ingin membuat sebuah forum perbincangan di Internet. Bertepatan dengan bulan puasa, atau sekitar September lalu, pria 31 tahun ini pun meluncurkan portal kombes.com (www.kombes.com).
Situs chatting itu ternyata diminati. Di luar perkiraan, dalam dua minggu pertama, puluhan anggota mendaftarkan diri dan terlibat perbincangan tentang berbagai topik, dari soal gadget, komputer dan Internet, busana, kecantikan, kesehatan, psikologi, sampai soal seks.
Meski mendapat respons lumayan bagus, rupanya lulusan Sekolah Tinggi Manajemen Industri Jakarta ini belum puas. Rolly merasa forum perbincangan itu masih belum efektif untuk menjalin pertemanan sesama anggota. "Karena orang-orangnya kan saling nggak kenal muka," ujarnya.
Ia jadi berpikir, tak ada salahnya jika forum chatting dengan beberapa anggota yang telah ada itu dikembangkan menjadi situs jaringan sosial . Bukan cuma diskusi, situs Kombes , yang merupakan singkatan dari Komunitas Bersama , akhirnya ditambahi fasilitas profil dan album.
Setiap anggota jadi bisa mengisi profil diri masing-masing, plus memajang foto-foto favorit dalam fitur album foto di situs ini. Tiap anggota jadi dapat saling mengenal wajah anggota lain. "Seperti di Facebook gitulah," katanya.
Seperti halnya di situs-situs jejaring sosial luar negeri, situs yang namanya seperti pangkat di kepolisian ini juga dilengkapi fitur untuk mengundang atau mengajak berkenalan anggota lain. "Setiap anggota jadi bisa memperbanyak teman," ujar Rolly.
Kini, hanya dalam waktu kurang-lebih sebulan, situs perbincangan yang telah berubah wajah menjadi situs jaringan sosial tersebut telah memiliki 256 orang anggota plus telah menjalin 1.384 pertemanan. Dalam dua minggu terakhir, yang mendaftarkan diri jadi anggota mencapai 10 orang per hari. "Padahal sebelumnya cuma satu atau dua orang, kadang malah nggak ada yang daftar."
Rolly mengakui, semakin banyaknya anggota ini tak lepas dari peran anggota sendiri. Mereka mengajak teman-teman mereka untuk ikut mendaftar. "Dari seorang, ngasih tahu ke teman yang lain," kata Rolly, yang punya nama Dewa di ruang maya.
Alhasil, dengan makin bertambahnya anggota, server yang dimilikinya selaku administrator makin tak memadai. "Servernya masih yang murah," ujarnya, buka kartu. Ia pun segera berancang-ancang mengganti server dengan kapasitas yang jauh lebih besar.
Pasalnya, selain jumlah anggota bertambah, Rolly tak ingin kalah dengan situs jejaring sosial luar negeri yang telah malang-melintang. Situs pertemanan made in dalam negeri ini juga akan diberi fasilitas web blog dan video sharing. "Saya juga akan membuka banner iklan baris untuk mendapat pemasukan iklan."
Tak sekadar membangun jaringan di ruang maya, dalam waktu dekat ia juga akan mengadakan acara kopi darat para anggota Kombes, misalnya aksi sosial donor darah untuk mengatasi masalah kekurangan stok darah di Palang Merah Indonesia.
Cara ini, kata Rolly, agar tali pertemanan anggota Kombes semakin erat. Sesuai dengan moto portal ini, "From Cyber to Brother", yang artinya dari dunia maya menjadi saudara.
Menurut Rolly, sebagian besar orang Indonesia yang mendaftar di jejaring sosial luar negeri ujung-ujungnya mencari teman yang juga orang Indonesia. Jarang yang mencari teman orang asing, "Seperti di Friendster. Jadi,kenapa tidak kita bikin situs jejaring sosial sendiri?" katanya.
Seperti halnya kita wajib mencintai produk dalam negeri, ia pun memberi sebuah nasihat cukup bijak yang ditulisnya di halaman depan portal: "Cintailah website dalam negeri."
[10/25/2008 05:15:00 AM
|
3
komentar
]
3 komentar
Wah kreatip juga, ntar gbung ah.. X aja dapat jodoh disitu..
Aku jg mo dftr ah... Idem kyk ms badoer... Cpa th ada yg nksir ma ai, udh cpek sndirian tyus...
bang badoer dan tukang kayu, setidaknya kita dukung website buatan indonesia .... betul gak?... "semoga dapat jodoh disana".... ^^
Posting Komentar