| 13 komentar ]

Catatan harian milik Soe Hok Gie, aktivis yang menempa populariti pada zaman kemahasiswaannya, menjadi inspirasi kepada ramai pembaca yang gemar meneropong sudut-sudut fikir orang.

Catatan harian beliau sejak 4 Mac 1957, seawal umurnya pada 14 tahun, sehingga 8 Disember 1969 telah dibukukan dalam judul Soe Hok Gie: Catatan Seorang Demonstran.

Catatan Gie adalah berkisarkan tentang pengalaman dan pemikirannya terhadap sastera, sejarah, politik, cinta, kehidupan dan kematian.

Lahirnya sang aktivis

Soe Hok Gie atau popular dikenali sebagai Gie, lahir di Indonesia pada 17 Disember 1942.

Seawal umur 15 tahun, Gie sudah melahap karya sastera Shakespeare, Andre Gide, Amir Hamzah dan Spengler, malah pernah berdebat dengan gurunya berkenaan Chairil Anwar dan Rivai Apin.

Gie melanjutkan pelajaran di Universiti Indonesia pada 1961. Saat inilah beliau terjerumus ke dalam aktivisme kemahasiswaan. Bahan bacaannya juga semakin berat apabila beliau menelaah karya Bernard Shaw, George Orwell, Djilas, Koestler, Marx dan lain-lain karya politik.

Gie bersama teman-temannya pada 24 Februari 1963 pernah bertemu muka dengan Presiden Soekarno, berdialog tentang beberapa isu. Antaranya, soal ras, perkahwinan, homoseks, politik dan pndidikan nasional.

Untuk ini, Gie mencatat, “Sebagai manusia, saya kira senang pada Bung Karno, tetapi sebagai pemimpin tidak. Bagaimana ada pertanggungjawaban sosialisme melihat negara dipimpin oleh orang sebegitu?”

Rupa-rupanya dalam dialog tertutup itu, akibat terlalu tidak formal, Soekarno telah mengeluarkan hujah-hujah yang bersifat ‘tidak bermoral’, malah secara tidak sengaja membuka tembelang ‘mata keranjangnya’ terhadap wanita.

Gie yang sememangnya tidak senang pada ‘Orde Lama’, terus-menerus mengkritik kebejatan sosial era Soekarno melalui tulisannya di akhbar, serta menganjurkan perhimpunan-perhimpunan besar mahasiswa.

Tidak dapat dinafikan, tumbangnya Soekarno dipengaruhi besar oleh Gie. Gie dan teman-temannya dari seluruh Indonesia bergabung menentang barisan kepimpinan Soekarno yang tidak amanah dan gagal menjalankan tugas sebagai pemerintah.

Beliau juga antara yang terawal mengkritik rejim Orde Baru, sejurus berlakunya transisi politik Indonesia (era Soeharto).

Pengkritik yang jujur

Tulisan-tulisan Gie sangat berani, jujur, dan bertanggungjawab. Ideanya menyingkap sisi-sisi yang jarang difikir masyarakat, atau yang diabaikan. Tidak hairanlah jika yang tua mau pun yang muda, begitu terpengaruh dengan tulisan beliau.

Mengulas zaman peralihan Soekarno-Soeharto, Gie sinis menulis, “Betapa banyaknya ketidak adilan di dunia ini. Tidak hanya di Indonesia, tetapi di mana-mana juga di seluruh dunia. Seolah-olah dunia ini tompokan sampah dari nafsu dan ketamakan manusia.

“Sebagian dari mereka berhasil dan jadi orang terhormat Gandhi, Kennedy, tetapi berjuta-juta tenggelam dalam ‘sampah-sampah’ dan hilang ditelan waktu. Tetapi yang lebih menyedihkan adalah mereka yang menemui kekecewaan kemudian dipenuhi oleh rasa benci terhadap lawannya.”

Dunia Gie tidak terbatas hanya di Indonesia. Pada 1968, beliau sempat berkunjung ke Amerika Syarikat dan Australia. Di sana, Gie bukan setakat dapat bertemu dengan kenalan-kenalan mahasiswa dan pemikir, tetapi berkesempatan untuk menyampaikan ucapan dalam pertemuannya dengan beberapa pertubuhan mahasiswa.

Gie berkiblatkan kebenaran. Teman-teman seangkatan beliau (Angkatan 66) tidak terlepas daripada kritikan apabila lupa dengan misi perjuangan. Sebahagian temannya, ketika tahun 1966 menentang pemerintah, tetapi akhirnya berpihak kepada mereka sesudah ditawarkan jawatan.

Akhir hayat

Gie gemar mendaki gunung. Pertubuhan yang diasaskannya, Mapala Univesitas Indonesia giat menjalankan kegiatan luar ini. Projek pendakian terakhir yang diusahakannya, mendaki Gunung Semeru (3.676m), menjadi tanda tanya ramai pihak.

Kenapa mesti mendaki gunung, sedangkan banyak lagi kekalutan politik yang memerlukan usaha anak muda ini?

Gie menjawab, “Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat."

“Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung.”

8 Disember 1969, Gie memulakan projek pendakiannya. Saat inilah catatan akhir beliau ditulis sebelum menghembus nafas terakhir pada 16 Disember 1969, sehari sebelum ulang tahun kelahirannya ke-29 akibat terhirup gas beracun (lava gunung berapi).

Catatannya seperti ini, “Saya tak tahu apa yang terjadi dengan diri saya. Setelah saya mendengar kematian Kian Fong dari Arief hari minggu yang lalu.

Saya juga punya perasaan untuk selalu ingat pada kematian. Saya ingin mengobrol-ngobrol pamit sebelum ke Semeru. Dengan Maria, Rina dan juga ingin membuat acara yang intim dengan Sunarti. Saya kira ini adalah pengaruh atas kematian Kian Fong yang begitu aneh dan begitu cepat.”


24 Disember, mayatnya dikebumikan di perkuburan Menteng Pulo, kemudian di pindahkan ke perkuburan Kober, Tanah Abang dua hari selepas itu. Bagaimanapun, teman-temannya berpendapat lebih baik mayatnya dibakar dan abunya ditabur di puncak gunung. Mayat Gie kemudiannya dibakar dan abunya ditabur di puncak Gunung Pangrango.

Gie dalam layar

Watak Rangga (lakonan Nicholas Saputra) dalam filem Ada Apa Dengan Cinta (2001) sebenarnya merupakan adaptasi susuk Gie oleh penerbit Mira Lesmana. Mira seorang pengkagum Gie yang dikenalinya melalui himpunan catatan harian Gie.

Tetapi, Mira rupanya tersilap mentafsir sikap Gie – bukannya dingin, introvert atau angkuh seperti watak Rangga.

Sebuah filem mula diusahakan oleh Mira dua tahun selepas itu, diterbitkan khusus mengenai kehidupan Gie, berjudul GIE (2005). Watak Gie dilakonkan oleh Nicholas Saputra, sekali lagi.

sumber

13 komentar

Anonim mengatakan... @ 26 November 2008 pukul 09.47

Waktu ada film tentang Gie aku gak nonton...padahal pengin nonton hiks..
dan Gie memang orang yang cerdas...

Anonim mengatakan... @ 26 November 2008 pukul 14.47

gie, memang lebih nggigit rasa nasionalisme kita. dibanding kakaknya arif budiman....

Anonim mengatakan... @ 26 November 2008 pukul 20.06

Dia salah satu tokoh yang saya idolakan
Salam kenal

Anonim mengatakan... @ 26 November 2008 pukul 23.15

gie???
inspirasi mahasiswa skeptis.

Unknown mengatakan... @ 27 November 2008 pukul 08.11

Soe Hok Gie, tokoh mahasiswa penggerak jiwa muda untuk berevolusi...

tetap jaya Mahasiswa Indonesia...

No anarchism, just keep sounds your great opinion...

belly wijaya mengatakan... @ 27 November 2008 pukul 11.57

wah jadi tau nie perjalanan sang revolusioner Gie, thx for share. Good topic!

btw, soundtracknya yg cahaya bulan masih jadi 'lagu wajib' saya sampai skrg. :)

Anonim mengatakan... @ 27 November 2008 pukul 13.20

jadi pengen liat film Gie lagi ^_^

Anonim mengatakan... @ 27 November 2008 pukul 21.18

sy ga tau dan ga pernah nonton filmnya...
hikkss...

Anonim mengatakan... @ 27 November 2008 pukul 21.19

br tau nih..
thanks infonya

Anonim mengatakan... @ 27 November 2008 pukul 22.07

wah, nambah pengetahuan neh tentang artikel tokoh - tokoh :)

sippp ;)

admin mengatakan... @ 28 November 2008 pukul 06.58

@ Lyla
saya ada kok mbak lyla DVD bajakannya kalo mabk Lyla mau nonton.... hehehhee
gie memang orang yang cerdas kaya mab Lyla....

@ gus
benar suhu gus... kaya isi blog sushu yang sangat menggigit...

@ gelandangan
sama gelandangan tokoh yang membuat saya terinpirasi "POLITIK ITU TAI KUCING"

slam kenal juga

@ TB_CUTE
berarti inspirasi seperti saya dong.. ha.2...

@ zebhi
yes anarchism... heheheheheh

@ belly wijaya
lagunya mang enak bang belly, apalagi kalo di dengarin malam-malam... saman lagu wajib saya juga tuh..heheh selain

@ annosmile
mang gak bosenin filmnya... beda sama nonton film miyabi sekali nonton dah bosan tapi kalo ini gak bosanin "film yang memberikan saya inspirasi bahwa politik itu memang tai kucing"... hehhee

@ inforesep
nonton dong, jangan nonton film bokep terus..heheheh (just kidding)... salam nusantara

@ casual cutie
sama-sama thanks juga dah berkunjung

@ bloggeraddicter
sipp juga dah berkunjung... jadi nambah teman.. ^^

Anonim mengatakan... @ 15 Januari 2009 pukul 09.39

aku fans nie ama soe Hok Gie ini....
gimana gitu....gak bisa diungkapkan. dia bisa jadi inspiratorku. thanks atas informasinya...
kalo boleh tau,,,sih....ada gak ya blok khusus bwat Soe Hok Gie ini...hmmm..ya mungkin yang mendirirkan temen2nya kali....yah...kalo ada aku mau dong informasinya!!
thanks a lot ya...

Anonim mengatakan... @ 14 Juni 2009 pukul 10.07

para mahasiswa jangan terjerat pada segitigasentris kehidupan kampus (kuliah, kos, kantin) bergeraklah!!!! tunjukan bahwa kalian agen of change

Posting Komentar