Anarki mahasiswa untuk rakyat 30 Juni 2008 Universitas Nasional bergejolak ketika harga BBM naik, polisi kembali seperti orde baru bertindak sewenang-wenang tak peduli dengan para generasi muda bangsa ini. Ketika kampus Unas diserbu sekelompok polisi, mereka para polisi bertindak seperti pada masa orde baru “agresif”. Apa salah pemuda pemuda di Unas? Mereka rakyat juga yang mempunyai hak untuk mengeluarkan pendapat mereka di depan publik. Mungkin mereka penguasa bertanya “kenapa harus memakai anarki?” Menurut saya itu pertanyaan yang tolol, dan mahasiswa mengambil tindakan yang cerdas dan kritis. Kenapa demo harus memakai anarki? Jawaban yang mudah dan simpel adalah agar mudah di dengar bagi mereka yang tuli pada suara rakyat. Dengan anarki semua melihat apa yang kita perjuangkan, dengan anarki semua menjadi diskusi bangsa. Coba anda pikir sejenak selama ini di era kebebasan di negara ini banyak aksi demo yang damai namun apa yang terjadi suara mereka jauh untuk didengar oleh mereka wakil rakyat. Mungkin tak pernah atau tak layak untuk di dengar oleh mereka. Apakah tindakan yang mampu membuat mereka mendengar suara kita? Anarki mungkin itu jawaban yang pas bagi saya. Dengan anarki semua sistem melihat kita. Aksi tanpa anarki menurut saya bagaikan sayur tanpa garam. Tak sedap, dan jauh dari perjuangan kita. Namun pada masa-masa ini semua perjuangan percuma. Mungkin semua berjuang masih setengah hati untuk rakyat Indonesia. Anarki atau tidak, percuma aspirasi tak terdengar di gedung wakil rakyat. Dan apa yang kita capai hanya ocehan-ocehan sampah yang mudah membusuk. Ya anarki mahasiswa kurang “greget” tak seperti perjuangan mahasiswa pada tahun 1998. Dan sekarang permintaan mereka para demontrans semakin aneh-aneh. Tolak kenaikkan harga BBM itu adalah tujuan pokok dari perjuangan ini namun semua sudah di tunggangi, perjuangan mereka semakin tak jelas misi dan visi. Anarki hanya setengah jiwa dan raga. Tak mustahil bila sampai saat ini perjuangan mereka dan darah yang mereka keluarkan sia-sia tak ada perubahan apa yang mereka lakukan di jalan. Dari jalan semua kembali ke jalan. Dimanakah pejuang itu?
0 komentar
Posting Komentar