Saya lupa dari blog mana kata ini, namun membuat saya berapi-api membacanya kata “bukan sekolah yang menyelamatkan kita”. Karena saya adalah pemberontak kecil, hanya kutu-kutu gajah yang mau membunuh gajah, hanya pemuda kaum revolusioner yang gila akan kisah che Guevara dan kaum-kaum kiri yang mnempunayi perjuangan suci di hati mereka, atau hanya pemikiran-pemikiran tolol yang “bermimpi diatas mimpi”. Aku pun berpikir ketika aku mendapatkan kata-kata itu. Ya , itu benar dalam hati saya. Sekolah tak mampu menyelamatkan kita hanya ketrampilan yang mampu menyelamtkan kita, namun akupun berpikir kembali ketrampilan tidak mampu menyelamtkan kita, namun keberuntungan yang menyelamtkan kita. Bicara tentang dunia pendidikan di Negara tercinta ini, selama yang1 tahun di TK, 6 Tahun di SD, 3 Tahun di SMP, 3 tahun di SMAN, dan beberapa tahun saya kuliah. Dari pendidikan yang saya ambil sekolah kita memang menciptakan para buruh atau kasarnya para kerbau yang siap untuk menjadi robot bagi manusia lainnya. Tidak heran bila banayk pengangguran di Negara tercinta ini. Kenapa bisa begitu? Karena jiwa-jiwa tempe sudah tercipta ketika kita sekolah. Seaakan-akan sampai sekaranpun orang tua merasa sukses bila bekerja di suatu perusahaan, atau bahkan merasa sukses bila menjadi orang kantoran entah itu pegawai negeri atau pegawai swasta. Bodoh dan tolol bila itu terjadi, dan itupun terjadi pada saya saat ini karena saya di tuntut dengan mereka yang melahirkan saya kalo bisa kerja di kantoran ibarat kata orang-orang Mas Tukul yang ganteng “orang kantoran”. Kenapa kita bekerja untuk orang? Bukan orang bekerja untuk kita? Karena itu semua telah ada doktrin-doktrin ketika kita sekolah. “kita harus bekerja” disni dalam pengertiin kita bekerja untuk orang lain, seperti kerbau di sawah. Kenapa buka kata “keluarkan ide cemerlang mu, dan biarkan mereka bekerja untuk kita”, disini dalam pengertian kita membuka lapangan kerja. Atau kita menjadi wiraswata itu tak masalah, asalkan kita tak di perbudak. Dalam kondisi kehidupan yang saya lihat ternyata benar bukan sekolah yang menyelamatkan kita, namun ketrampilan. Itulah kata-kata yang say baca di blog tetangga yang tak saya kenal. Namun saya pikir dia salah juga “bukan sekolah dan ketrampilan yang menyelmatkan kita, namun keberuntungan yang menyelamatkan kita”
kord gitar, lirik dan mp3 gratis
5 komentar
Bukankah lebih logis jika kita mengandalkan pada kemampuan dan ketrampilan kita yang bisa kita asa, daripada mengandalkan keberuntungan. Dan sekolah hanya salah satu lembaga yang membantu membangun kemampuan itu. Justru diri kitalah intinya.
tapi mas menurut saya , keberuntungan lah yang dapat menyelamtkan kita, intinya semua sudah ke hendak tuhan, dan kita hanya bisa berusaha
Naaah... itu dia... Keterampilanlah yang berperan.. dan semuanya juga gak terlepas dari faktor Keberuntungan, oleh karena itu berusaha harus di barengi dengan do'a supaya beruntung.. iya khan..?
mantap juga postingnya mas adam.. saya sepakat bukan sekolah yang menyelamatkan kita, tapi bukan juga keterampilan semata namun ada variabel keberuntungan yang menentukan. saya mantan mahasiswa yang kata orang gagal, tapi tidak kata saya. 10 semester saya menanti gelar sarjana, berjuang menyusun sekripsi tapi hambatan begitu banyak. akhirnya saya berkesimpulan bahwa sarjana tidak bisa membuat saya "terbang" dan saya harus tinggalkan kampus untuk memulai wirausaha. yang jelas, kemandirian dan kreatifvitas adalah kunci sukses yang utama disamping keberuntungan yang juga menjadi syarat mutlak dalam mengarungi samudra luas wirausaha. sukses selalu untuk mas adam dari kami dilampung, amin..
benar dari semua usahan kita, elemant yang terpentinga adalh keberuntungan, atau Faktor Tuhan yang menentukan endding nya
Posting Komentar