Ternyata kau memang pencundang,
Lari dari semua kotoran yang kau tingalkan di halaman rumahku,
Tanpa berucap,
Kau pergi meningalkan bau ini,
Masih tersisa, dan mereka memaki untukku,
Pesan mu terkirim di media ku,
Ketika hari kemenangan itu tiba,
Aku hanya menyambut dengan dinginnya sikapku,
Terhadap pesan yang kau tinggalkan,
Sudah berakhirkah semua persaudaraan ini,
Cukup lama kita menjalin semua ini,
Begitu cepat pula semua telah hancur,
Atas semua sikapmu,
Yang menodai kepercayaan ku padamu,
Kau memang pecundang dengan pasukanmu yang berada disana,
Tak ada satupun barisan yang menyambut ku diistana ku,
Hanya media masa zaman ini sebagai simbolik atas sikap mu,
Cerita antara kita sudah kuputuskan,
Tak ada lagi anggur merah menyambut, malamku,
Hanya segelas kopi dengan setengah bungkus rokok ku,
Antara malam dengan suara tokek berteriak,
[10/11/2008 02:37:00 PM
|
0
komentar
]
0 komentar
Posting Komentar